27 Apr
27Apr

Sabtu, malam Minggu, dan akhir pekan merupakan saat-saat yang selalu diidentikkan oleh umat manusia dengan aktivitas memadu kasih, asyik masyuk, dan semacamnya. Itu memang hal yang lumrah sehubungan dengan kesibukan yang dilalui saat hari-hari kerja sehingga waktu bersama pasangan terbatas. Namun, berkasih-kasihan bukanlah satu-satunya cara menikmati akhir pekan. Pada masa-masa sekarang ini, sudah banyak orang yang lebih menyukai me time atau quality time di akhir pekan dengan maraton film atau membaca buku, juga ada yang memilih produktif di akhir pekan dengan menyelesaikan beberapa pekerjaan (YES, YOU ARE A WORKAHOLIC AND I AM WITH YOU!).

Saya beberapa kali dimintai pandangan oleh orang-orang di sekitar mengenai suatu hubungan (relationship). Bagi saya, tidak ada sesuatu yang harus, wajib, pasti, atau berlaku mutlak untuk semua hubungan karena hubungan itu dijalin berdasarkan asas kepercayaan dan tergantung kesepakatan yang telah dibuat oleh para pelakon dan (tentunya) disepakati oleh semua pihak yang menjalani hubungan tersebut, consent.

Bagaimana dengan jenis hubungan atas asas 'ya jalani aja dulu'? Menurut saya, itu bisa juga dikatakan sebagai suatu bentuk kesepakatan yang tidak menyepakati apa pun. Orang yang ingin menjalani hubungan seperti ini harus siap dengan segala konsekuensi dari ‘ya jalani aja dulu’. Satu hal yang pasti adalah saya tidak sepakat asas ini digunakan pada suatu hubungan pernikahan. Saya tidak akan membahasnya lebih detail, mungkin lain kali.

Apa pun kesepakatan yang melandasi suatu hubungan, hindari hubungan yang bersifat atau berdampak toksik. Beberapa hal berikut dapat dijadikan sebagai indikasi toksik dalam hubungan.

Intensitas yang muncul dengan cepat.

Banyak orang bijak mengatakan bahwa masa terindah dalam menjalin hubungan adalah saat mengawalinya. Euforia yang muncul kala itu bisa mengakibatkan tumbuhnya intensitas secara cepat dalam suatu hubungan. Hal ini bisa bermuara pada ketergantungan satu sama lain. Di lain sisi, hal ini juga bisa mempercepat habisnya percikan-percikan asmara dalam hubungan, alias mempercepat munculnya rasa bosan. Dalam hal ini, kemampuan manajemen hubungan sangat diperlukan.

Mengecek ponsel dan akun media sosial pasangan.

Saya masih mendapati beberapa pasangan yang mengecek ponsel dan akun media sosial pasangannya, bahkan saling membagikan kata sandi. Ini toksik yang sangat mematikan dalam suatu hubungan. Tidak ada lagi kepercayaan satu sama lain dan sikap saling menghargai privasi masing-masing.

Kurang percaya dan selalu curiga.

Kurangnya kepercayaan satu sama lain dalam hubungan akan selalu menimbulkan kecurigaan. Dari sini, berbagai dampak toksik bisa terjadi, seperti timbul pengekangan terhadap pasangan, sifat posesif, tuntutan untuk mengetahui keberadaan pasangan setiap waktu dan bersama siapa, bahkan sampai menguntiti pasangan di media sosial. Kebiasaan ini sering dikaitkan dengan ketakutan terjadinya perselingkuhan. Jangan resah jika pasangan selingkuh. Kalau saya ditanyai pendapat, saya juga akan berselingkuh jika mendapati pasangan saya melakukan hal tersebut. Setelah merasa cukup, hal yang dilakukan adalah tinggal membicarakan kelanjutan hubungan, apakah diselamatkan atau disudahi saja.

Putus-nyambung.

Hubungan yang putus-nyambung bisa mengindikasikan berbagai hal, seperti kurangnya kemampuan manajemen hubungan dan manajemen konflik, kurang matang dalam berpikir, rapuhnya suatu hubungan, dan berbagai toksik lainnya. Hooman, fix your problem and make up your mind.


Jika kamu sedang menjalani hubungan dengan salah satu atau beberapa indikasi toksik di atas, silakan dikomunikasikan dengan pasangan, apakah ingin disudahi atau diselamatkan.

Jika kamu merupakan pihak yang cenderung melakukan kebiasaan-kebiasaan toksik di atas, berhati-hatilah karena mungkin kamu adalah sumber toksik dalam hubungan kamu sendiri. Menjalin hubungan sehat itu perlu kedewasaan berpikir.

YOU’RE NOT IN A RELATIONSHIP? HAVE FUN GO MAD!!

HAVE A CHEERFUL SATURDAY ;)

I BUILT MY SITE FOR FREE USING